BALIKPAPAN — Gagasan menjadikan Balikpapan sebagai “Miniatur Nusantara” mendapat dukungan dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan. Dukungan ini sejalan dengan inisiatif Komisi II DPRD Balikpapan yang tengah menyusun kajian akademik destinasi wisata budaya dan tematik.

Kepala Bidang Pariwisata Disporapar Balikpapan, Natalia Banjarnahor, menilai konsep wisata budaya tematik dapat menjadi identitas baru bagi kota heterogen seperti Balikpapan.

“Masyarakat Balikpapan berasal dari berbagai latar budaya. Ini kekuatan besar yang bisa dikembangkan menjadi destinasi tematik, seperti Rumah Budaya atau Miniatur Nusantara ala TMII dalam skala kota,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Kajian Akademik di Hotel Grand Senyiur, Selasa (7/10).

Natalia menekankan pentingnya kajian berbasis data dan melibatkan berbagai pihak seperti PHRI, agen perjalanan, pengelola hotel, serta Pokdarwis.

“FGD ini penting untuk menentukan arah pengembangan pariwisata. Semua masukan dari pelaku wisata harus masuk agar hasilnya komprehensif dan sesuai potensi daerah,” jelasnya.

Menurut Natalia, Balikpapan memiliki delapan jenis wisata: religi, alam, buatan, bahari, kuliner, belanja, ekowisata, dan wellness. Namun, pendekatan budaya tematik dinilai mampu memperkuat potensi yang ada sekaligus menciptakan branding baru bagi kota.

“Harapannya, kajian ini bisa membuktikan bahwa wisata budaya memiliki potensi besar bagi Balikpapan. Dengan pendekatan tepat, kita bisa punya identitas baru sebagai kota mini Nusantara,” tambahnya.

Dukungan dari DPRD, pemerintah, dan pelaku wisata diharapkan menjadi langkah strategis memperkuat karakter Balikpapan sebagai kota modern yang tetap berakar pada budaya nusantara.

Saat ini, Pemkot Balikpapan bersama Komisi II DPRD dan Universitas Negeri Malang sedang mengkaji pembangunan destinasi wisata budaya tematik.

Natalia menjelaskan, timnya tengah mengumpulkan data lengkap mengenai kondisi dan potensi wisata Balikpapan. Data ini menjadi dasar penyusunan kajian akademik sebelum pembangunan dimulai.

Proses kajian melibatkan berbagai pihak, termasuk pelaku usaha pariwisata dan Pokdarwis dari berbagai wilayah.

“Balikpapan memiliki sekitar 86 objek wisata dengan jenis yang beragam. Mulai wisata alam, kuliner, belanja, hingga religi. Ada pula ekowisata dan wellness tourism,” paparnya.

Konsep wisata Rumah Budaya dirancang menyerupai TMII, namun fokusnya bukan hanya pembangunan fisik. Disporapar juga ingin memperkuat pengelolaan dan promosi destinasi yang sudah ada.

“Keberagaman budaya di Balikpapan adalah kekuatan besar untuk mengusung wisata tematik bertema budaya,” katanya.

Disporapar sudah menyiapkan daftar wilayah potensial untuk dikembangkan. Kajian akademik akan menentukan kelayakan sebelum tahap pembangunan.

Selain itu, Natalia menegaskan pentingnya strategi promosi yang efektif agar wisata budaya ini dikenal luas.

“Kalau konsepnya sudah matang, pembahasan lanjutan segera dilakukan. Wisata seperti TMII ini bisa jadi branding baru Balikpapan,” pungkasnya.(Far)


📍 NETIZEN BORNEO — Suara Warga Kalimantan, Mata Hati Borneo
🌐 www.netizenborneonews.com
📱 Instagram & Threads: @netizen_neo | Threads
🎥 TikTok: @netizen__neo
📘 Facebook: Netizen Borneo
📩 Email Redaksi: netizen.neo@hotmail.com
💬 WhatsApp Redaksi: Chat Sekarang